Dua hari yang lalu, saya terkejut saat salah satu teman saya post di grup WA mengenai kejadian tenggelam
nya seseorang wanita di Pantai Semeti, Desa Selong Belanak. Ternyata dia adalah
teman saya satu sekolah ketika saya SMA dulu.
Angka 10 menandakan ada pemberitahuan yang belum terbaca, dan saya
membuka dan menemukan postingan ini.
Ternyata dia juga salah satu mahasiswi Kampus tercinta.
Sempat
merenung sejenak, dalam hati ini berkata.
“hidup dengan mati "pembatas
nya" apa?
“apa
gunanya saya hidup?
“untuk
apa saya kuliah?
Mungkin sobat juga merasakan apa yang saya rasakan ini ketika mendengar
kabar seseorang yang sobat kenal meninggal dunia.
Isi kepala saya di bayangi-bayangi dengan dosa-dosa, yang entah
berapa banyaknya...
Baik sobat, postingan ini memang sedikit berbeda dengan postingan-postingan yang lain. Namun saya berharap semoga postingan ini bermanfaat untuk sobat dan
saya sendiri.
"Belajar dari Peristiwa Eka Damayanti". Judul
postingan yang mungkin akan menjadi sejarah bagi saya.
Ada beberapa pelajaran yang bisa saya ambil dari peristiwa ini.
Pertama, Mendoakan-nya.
Setiap doa kaum muslimin akan bermanfaat bagi si mayit. Dan disisi
lain yang mendoakan akan mendapatkan apa yang ia doakan kepada saudara/i nya
tersebut. (Sumber: rumaysho.com)
Kedua,
berusaha menghargai Waktu.
Berusaha mengatur dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
Waktu adalah .... , yang penting bukan hanya uang.
Ketiga, Hidup ini tidak Lama (Sangat Singkat).
Pernah saya baca, 1 hari di akhirat = 1000 tahun di dunia. Jika
seandainya ada manusia yang meninggal pada usia 20 tahun, maka hanya 20 dibagi
1000 di kali 24 jam hasilnya 0.48
Jam di akhirat.
Keempat, Siap Berliburan.
Siap maksudnya disini adalah ketika liburan semua perencanaan nya
direncanakan dengan matang-matang. Semua peralatan dan perlengkapan seperti
Kondisi Fisik, Kondisi Kendaraan, Perlengkapan Makanan dan Minuman. Misal, jika
sobat naik Gunung mungkin saja hanya menggunakan kaos oblong. Namun lebih baik
dengan menggunakan jaket dan pakaian yang lainnya.
Selain itu siap disini maksudnya mengetahui dimana berlibur dengan
mengajak seseorang (keluarga atau sahabat) yang pernah kesana, hal ini
diharapkan dapat memberitahukan kita mengenal kondisi lingkungan tempat
liburan, sehingga kita sudah waspada. Misalkan batu karang yang licin, ombak yang
deras, atau laut yang dalam.
Keelima, Berilmu.
Mungkin sobat pernah mendengar kata imam Syafi'i "jika
ingin sukses dunia maka dengan ilmu, jika ingin sukses akhirat maka dengan
ilmu, jika ingin sukses dunia dan akhirat maka dengan ilmu".
Mungkin sobat akan bertanya:
“Lah, apa kaitannya dengan peristiwa ini?
Begini, misalkan sobat berlibur dengan keluarganya, nah ada yang
tenggelam. Lalu apa yang akan di lakukan oleh sobat??
Berenang dan menolong keluarga sobat, dan berenang adalah salah
satu dari ilmu dunia.
Belum ada tanggapan untuk "Belajar dari peristiwa Eka Damayanti "
Posting Komentar
Terima Kasih telah berkomentar, jadilah komentator terbaik!